Senin, 18 Oktober 2010 - 09:27 wib
 
                                         
Secara medis CT Scan sangat  membantu dalam pengobatan beberapa penyakit. Namun bila terlalu sering,  paparan radiasinya malah bisa memicu leukemia, khususnya pada anak-anak.  (Foto: Google) 
 
PENELITIAN  terbaru mengungkap dampak negatif sinar X atau CT Scan pada anak-anak.  Ternyata radiasi alat-alat tersebut dalam waktu lama bisa meningkatkan  risiko terserang penyakit leukemia.
Sebenarnya telah lama timbul kekhawatiran pada masyarakat akan efek  negatif radiasi elektromagnetik terhadap kesehatan, terutama bagi  anak-anak. Yang terbaru, para peneliti melaporkan bahwa paparan terhadap  tiga kali atau lebih sinar X di masa kanak-kanak akan meningkatkan  kemungkinan seorang anak menderita penyakit leukemia sebanyak dua kali  lipat, meskipun risiko secara keseluruhan masih kecil. 
Namun,  peneliti tidak menyerukan agar si kecil menghindari sama sekali paparan  sinar X. Karena metode ini penting untuk pengobatan penyakit lain,  seperti radang paru (pneumonia) dan patah tulang. Mereka juga tidak  membuktikan secara definitif bahwa sinar X langsung meningkatkan risiko  leukemia.
Para ilmuwan itu hanya menyarankan agar dokter tidak merekomendasikan  penggunaan sinar X jika tidak benar-benar diperlukan atau malah  melakukan tindakan pencegahan khusus melalui penggunaan CT scan. Karena  alat yang satu ini lebih berpotensi memberikan paparan radiasi berbahaya  untuk tubuh.
Penulis pendamping studi ini yang juga seorang ahli epidemiologi  Patricia Buffler menyebut temuan ini sebagai “peringatan yang sangat  serius”. “Menghilangkan atau mengurangi paparan (radiasi) yang tidak  perlu adalah penting,” kata Buffler, seorang profesor di University  of  California, Berkeley School of Public Health, Amerika Serikat. 
Meskipun begitu, dia mengakui, “Beberapa jenis paparan radiasi sangat  penting untuk membuat diagnosis yang akurat,” lanjut Buffler seperti  dikutip dari laman healthday.com. Leukemia (kanker darah) adalah suatu jenis kanker yang menyerang sumsum tulang dan darah.
Sumsum tulang (bone marrow) ini dalam tubuh manusia memproduksi  tiga tipe sel darah, di antaranya sel darah putih (berfungsi sebagai  daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa  oksigen ke dalam tubuh), dan platelet (bagian kecil sel darah yang  membantu proses pembekuan darah). 
Leukemia umumnya muncul pada  diri seseorang sejak di masa kecilnya. Sumsum tulang tanpa diketahui  dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang  berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih  mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel  darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda atau sinyal  secara teratur kapankah sel darah diharapkan bereproduksi kembali. 
Pada kasus leukemia, sel darah putih tidak merespons kepada sinyal yang  diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol  (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam  darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini  bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya. Seseorang  dengan kondisi seperti ini akan menunjukkan beberapa gejala seperti  mudah terkena penyakit infeksi, anemia, dan perdarahan. 
Menurut perkumpulan Leukemia & Lymphoma Society, penyakit ini  menyerang sekitar 3.317 anak-anak sejak lahir sampai usia 14 tahun di  Amerika Serikat setiap tahunnya. Salah satu jenis penyakit ini yaitu  leukemia limfoid akut, adalah tipe yang paling sering diderita dari  kanker di kalangan anakanak berusia 1 sampai 7 tahun.
Para dokter umumnya dapat mengobati leukemia ini hingga sembuh, tetapi banyak juga yang memiliki potensi untuk mematikan. 
Dalam studi terbaru ini, para peneliti mengamati catatan medis dari 711  orang anak sampai usia 14 tahun yang didiagnosis menderita leukemia  limfoid akut di California pada 1995–2008. Peneliti membandingkan  hasilnya dengan anakanak seusianya yang tidak leukemia.
Hasil penemuan ini diterbitkan dalam edisi online pada 1 Oktober jurnal International Journal of Epidemiology. 
Para peneliti mengecualikan paparan sinar X pada tahun sebelum  diagnosis dan sebelum kelahiran. Mereka menemukan bahwa risiko seorang  anak akan meningkat sekitar 1,85 kali lebih tinggi mengidap leukemia  jika mereka telah terpapar sebanyak tiga kali atau lebih radiasi sinar  X.
Dalam bagian terpisah dari penelitian ini, para peneliti mengamati  anak-anak dengan leukemia myeloid akut, tapi tidak menemukan hubungan  antara jenis leukemia dan paparan sinar X. 
Gambaran besarnya,  peningkatan risiko menderita leukemia akibat paparan radiasi, tidak  serta-merta meningkatkan jumlah penderita leukemia pada anak-anak secara  keseluruhan.
Secara umum, sekitar 4 dari setiap 100.000 anak-anak telah menderita  jenis leukemia khusus tersebut. Menutur Buffler, jika paparan sinar X  akan meningkatkan risiko menjadi dua kali lipat menderita leukemia, maka  jumlah penderitanya akan menjadi 8 anak dari setiap 100.000 anak-anak. 
Hasil ini tentu saja mengejutkan, di mana menjawab asumsi sebelumnya  tentang keamanan sinar X. “Kita bicara tentang rutinnya kita mendapatkan  diagnostik penyakit melalui sinar X,” kata Buffler. Mengapa sinar X  begitu berisiko? Dia menjelaskan, penelitian menunjukkan bahwa jenis  radiasi yang ditemukan di sinar X dapat menyebabkan sel dalam tubuh  bermutasi dan menyebabkan kanker. 
Dan CT scan, kata Buffler,  yang terus populer dalam beberapa tahun terakhir, bahkan membuat radiasi  lebih banyak dibanding sinar X yang biasa. “Penelitian selanjutnya akan  melihat efek dari CT scan terhadap tingkat keparahan leukemia,”  tambahnya. Menurut Dr Anna Meadows, seorang ahli onkologi di Rumah Sakit  Anak Philadelphia yang juga seorang profesor pediatri di University of  Pennsylvania, Amerika Serikat, temuan studi ini masuk akal.
sumber : 
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/10/18/27/383488/sinar-x-dan-ct-scan-picu-leukemia
EmoticonEmoticon